Moms Wajib Tahu, Ini Penyebab Janin Terlilit Tali Pusat


Loading...
Kita tentu pernah mendengar kondisi janin terlilit tali pusat? Kondisi ini bisa berakibat fatal karena bisa mengancam keselamatan bayi saat dilahirkan, bahkan kematian janin sebelum dilahirkan.

Tapi pusat merupakan jaringan pengikat yang menghubungkan antara plasenta dengan fetus (janin).

Tali pusat sendiri berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup dan memfasilitasi pertumbuhan embrio dan janin.


Ternyata fungsi tali pusat sangatlah fital ya Moms. Lantas, apa hal yang menyebabkan janin sampai bisa terlilit tali pusat?

Seperti dimuat Kompas yang melansir meetdoktor.com, ternyata ada beberapa kondisi yang menyebabkan janin terlilit tali pusat yang dijelaskan oleh dr Adnan Jusuf.

1. Kehamilan kembar dan polihidramnion

Di usia delapan bulan, umumnya kepala janin belum memasuki bagian panggul. Pada waktu itu pula, ukuran bayi relatif masih kecil dan jumlah ketuban yang banyak bisa jadi membuat bayi terlilit tali pusat.

Kondisi air ketuban berlebihan ini biasa disebut polihidramnion. Kondisi tersebut dan kehamilan kembar memungkinkan bayi terlilit tali pusat.

2. Tali pusat terlalu panjang

Pada umumnya rata-rata panjang tali pusat bayi adalah 50-60 sentimeter. Namun faktanya, ada beberapa kasus di mana bayi memiliki tali pusat yang lebih panjang dari itu.

Tapi pusat dikategorikan panjang jika panjangnya mencapai 100 sentimeter. Sedangkan kategori tali pusat pendek jika panjangnya kurang dari 30 sentimeter.

Kabar yang sedikit melegakan, kendari bayi dalam kandungan terlilit tali pusat, ibu hamil masih dimungkinkan menjalani proses persalinan secara normal, sepanjang tes USG telah memastikan bahwa posisi aman bagi bayi.

Lantas, pertanda apa saja yang wajib dicurigai bayi terlilit tali pusat?

1. Meskipun telah dilakukan usaha untuk memutar janin, namun janin sungsang atau melintang tetap saja dalam posisi tersebut.

2. Bayi dengan usia kehamilan 34 minggu ke atas, namun bagian kepala atau bokong belum memasuki pintu atas panggul.

3. Terjadi penurunan detak jantung janin atau bayi di dalam kandungan di bawah normal, terutama pada saat kontraksi rahim.

Kondisi ini dapat dipastikan lewat USG, khususnya color doppler dan USG 3 dimensi. Semoga bermanfaat. Jangan lupa share ke teman-teman yang lain ya Moms.
Loading...

loading...

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel