"Aku Punya Istri Simpanan dan 2 'Anak Gelap', Sampai Saat Ini Istriku Tak Tahu." Ini Kisahku...
Jan 18, 2018
Loading...
Hati orang siapa yang tahu. Suami yang selama ini terlihat baik, setia, dan tidak pernah macam-macam, ternyata memiliki istri simpanan yang telah melahirkan 2 'anak gelap' yang tak lain adalah darah dagingnya.
Aku seorang pria berusia 47 tahun, dan sudah menikah dengan istri saya selama 15 tahun. Kamu punya 2 anak lelaki, yang satu pertama usia 13 tahun dan yang kedua 11 tahun.
Istriku seorang gurih, sedangkan aku seorang insinyur. Kamu cukup menikmati kehidupan sehari-hari. Mungkin tak ada teman kami yang percaya dengan sisi lain dari kehidupanku ini.
Tiap Hari Jumat tiba, kami sekeluarga akan makan malam di luar. Hari Sabtu-nya, aku akan pergi ke Batam untuk bermain golf bersama teman-teman, dan kembali ke rumah Minggu malam.
Namun sesungguhnya, setiap Sabtu aku tidak bermain golf. Yang sesungguhnya adalah aku mengunjungi istri simpanan dan anak-anak hasil hubungan gelapku itu yang tinggal di Batam. Tak seorang pun tahu tentang sisi lain dari kehidupanku ini.
Semua berawal di sebuah panti pijat di batam pada suatu akhir pekan. Kala itu istri dan anak-anak pergi ke Malaysia untuk menjenguk mertuaku.
Begitu sitri dan anak-anak naik mobil, aku langsung naik mobil lain ke terminal feri dan menuju Batam untuk memanjakan diri. Aku pikir enak rasanya jika di akhir pekan memanjakan diri di sebuah panti pijat.
Di tempat itulah kali pertama aku berjumpa dengan perempuan yang menjadi istri simpananku itu, sebut saja 'Wati'. Waktu itu sebenarnya aku minta pemijat pria, tapi satu-satunya pemijat yang tidak sedang sibuk adalah seorang gadis muda.
Ketika ia masuk ke ruangan, aku sudah tahu bahwa aku akan mendapat masalah. Pasalnya, pemijat yang masih berusia 18 tahun itu dikaruniai paras yang ayu.
Usai ia menuntaskan tugasnya untuk memijat, saya mencoba untuk sedikit berbincang dengannya. Dengan gugup Wati mengaku bahwa di berasal datang dari Jawa Timur ke Batam untuk menyambung hidup. Keluarga Wati hanyalah kakaknya seorang.
Saya pun mengajaknya makan lama. Meski awalnya ragu menerima ajakan saya, namun akhirnya Wati pun mau menerimanya, setelah saya meyakinkan padanya bahwa ini hanya sekadar makan malan dan aku tak mau makan seorang diri.
Saya memberinya banyak uang tips kala itu. Usai makan malam, saya pun langsung kembali ke hotel. Tapi ada yang aneh dengan perasaan ini. Saya merasa seperti remaja yang baru saja kencan untuk pertama kalinya.
Ketika melakukan pertemuan kali kedua dengan Wati, aku sadar bahwa aku sudah jatuh cinta dengannya. Kami pun mengobrol sambil mimun minuman beralkohol.
Aku pun bercerita panjang lebar tentang pekerjaan dan keluargaku. Pada dasarnya aku tak mau merahasiakan apapun darinya. Namun aku melihat kekecewaan di matanya saat aku menyebut istri dan anak-anakku.
Perbincangan itu pun berlanjut di sebuah kamar yang saya sewa di hotel tersebut. Dan, entah setan apa yang mendorongku untuk melakukan perbuatan itu, tapi toh kami akhirnya melakukannya dan itu merubah hidup kami selanjutnya.
Empat bulan kemudian, aku putuskan untuk membelikannya rumah di Batam. Tak lama setelah itu, Wati pun melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik, dan itu adalah darah dagingku, buah dari hubungan gelap.
Saat usianya 5 tahun, Wati pun hamil lagi. Kini aku sudah mememiliki 2 'anak gelap' darinya.
Sampai saat ini istriku tak mengetahui hubungan gelapku ini dan segala kebohonganku tentang golf di akhir pekan. Aku tetap menafkahi keluargaku dan istri simpanan serta kedua anakku di Batam. Setelah menjadi istri simpananku, Wati pun tak perlu bekerja lagi.
Aku punya impian untuk hidup sampai akhir hayat bersama Wati. Akan tetap di sisi lain aku tak punya cukup keberanian untuk berterus-terang kepada istri pertamaku. Dan, biarlah semua ini berjalan seperti ini.
Sumber: Theasianparent Indonesia
Aku seorang pria berusia 47 tahun, dan sudah menikah dengan istri saya selama 15 tahun. Kamu punya 2 anak lelaki, yang satu pertama usia 13 tahun dan yang kedua 11 tahun.
Istriku seorang gurih, sedangkan aku seorang insinyur. Kamu cukup menikmati kehidupan sehari-hari. Mungkin tak ada teman kami yang percaya dengan sisi lain dari kehidupanku ini.
Tiap Hari Jumat tiba, kami sekeluarga akan makan malam di luar. Hari Sabtu-nya, aku akan pergi ke Batam untuk bermain golf bersama teman-teman, dan kembali ke rumah Minggu malam.
Namun sesungguhnya, setiap Sabtu aku tidak bermain golf. Yang sesungguhnya adalah aku mengunjungi istri simpanan dan anak-anak hasil hubungan gelapku itu yang tinggal di Batam. Tak seorang pun tahu tentang sisi lain dari kehidupanku ini.
Semua berawal di sebuah panti pijat di batam pada suatu akhir pekan. Kala itu istri dan anak-anak pergi ke Malaysia untuk menjenguk mertuaku.
Begitu sitri dan anak-anak naik mobil, aku langsung naik mobil lain ke terminal feri dan menuju Batam untuk memanjakan diri. Aku pikir enak rasanya jika di akhir pekan memanjakan diri di sebuah panti pijat.
Di tempat itulah kali pertama aku berjumpa dengan perempuan yang menjadi istri simpananku itu, sebut saja 'Wati'. Waktu itu sebenarnya aku minta pemijat pria, tapi satu-satunya pemijat yang tidak sedang sibuk adalah seorang gadis muda.
Ketika ia masuk ke ruangan, aku sudah tahu bahwa aku akan mendapat masalah. Pasalnya, pemijat yang masih berusia 18 tahun itu dikaruniai paras yang ayu.
Usai ia menuntaskan tugasnya untuk memijat, saya mencoba untuk sedikit berbincang dengannya. Dengan gugup Wati mengaku bahwa di berasal datang dari Jawa Timur ke Batam untuk menyambung hidup. Keluarga Wati hanyalah kakaknya seorang.
Saya pun mengajaknya makan lama. Meski awalnya ragu menerima ajakan saya, namun akhirnya Wati pun mau menerimanya, setelah saya meyakinkan padanya bahwa ini hanya sekadar makan malan dan aku tak mau makan seorang diri.
Saya memberinya banyak uang tips kala itu. Usai makan malam, saya pun langsung kembali ke hotel. Tapi ada yang aneh dengan perasaan ini. Saya merasa seperti remaja yang baru saja kencan untuk pertama kalinya.
Ketika melakukan pertemuan kali kedua dengan Wati, aku sadar bahwa aku sudah jatuh cinta dengannya. Kami pun mengobrol sambil mimun minuman beralkohol.
Aku pun bercerita panjang lebar tentang pekerjaan dan keluargaku. Pada dasarnya aku tak mau merahasiakan apapun darinya. Namun aku melihat kekecewaan di matanya saat aku menyebut istri dan anak-anakku.
Perbincangan itu pun berlanjut di sebuah kamar yang saya sewa di hotel tersebut. Dan, entah setan apa yang mendorongku untuk melakukan perbuatan itu, tapi toh kami akhirnya melakukannya dan itu merubah hidup kami selanjutnya.
Empat bulan kemudian, aku putuskan untuk membelikannya rumah di Batam. Tak lama setelah itu, Wati pun melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik, dan itu adalah darah dagingku, buah dari hubungan gelap.
Saat usianya 5 tahun, Wati pun hamil lagi. Kini aku sudah mememiliki 2 'anak gelap' darinya.
Sampai saat ini istriku tak mengetahui hubungan gelapku ini dan segala kebohonganku tentang golf di akhir pekan. Aku tetap menafkahi keluargaku dan istri simpanan serta kedua anakku di Batam. Setelah menjadi istri simpananku, Wati pun tak perlu bekerja lagi.
Aku punya impian untuk hidup sampai akhir hayat bersama Wati. Akan tetap di sisi lain aku tak punya cukup keberanian untuk berterus-terang kepada istri pertamaku. Dan, biarlah semua ini berjalan seperti ini.
Sumber: Theasianparent Indonesia
Loading...
loading...