Meninggal Mengenaskan, Jasad Pemuda Ini Segar Bugar! Ternyata Ini yang Dilakukan Semasa Hidup


Loading...
Kematian adalah sebuah misteri. Hanya Tuhan yang tahu kapan, dimana, dan dengan cara bagaimana kita meninggal.

Ada yang meninggal dengan cara yang wajar, semisal karena sakit atau memang usia yang sudah renta. Tapi, ada juga yang meninggal secara tragis karena tertembak.


Yang dialami seorang pemuda ini, contohnya. Dia dilarikan ke rumah sakit militer di Riyadh karena terkena peluru nyasar.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, pemuda tersebut memandang wajah sang ibu yang menangis sedih seraya berkata, "Wahai ibunda, jangan engkau bersedih. Aku baik-baik saja."

"Sesungguhnya aku akan meninggal."

"Aku telah mencium wanginya bau surga."

Orang tua mana yang sanggup mendengar kalimat seperti itu keluar dari mulut putra kesayangannya dalam kondisi sakaratul maut. Sang ibu berharap putranya masih dapat diselamatkan.

Sesampainya di UGD, seorang dokter langsung menanyainya. Tapi pemuda itu berkata kepadanya, "Wahai saudaraku, sesungguhnya aku akan meninggal."


"Aku telah mencium semerbak harum bau surga, maka janganlah engkau merepotkan dirimu sendiri."

"Aku hanya menginginkan kahadiran ayah dan ibuku di sisiku."

Sesuai permintaan pemuda itu, kini kedua orang tuanya telah berada di sampingnya. Sebuah senyum bahagia tersungging di wajah pemuda itu, lantas mengucapkan, "Asyhadu an laa-ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasullullah."

Kalimut itu sekaligus menjadi kalimat terakhir dalam hidup pemuda itu. Dia menghadap Allah SWT setelah menyelesaikan ikrar syahadat, bahkan dia meninggal dalam posisi telunjuk jari tangannya menunjuk, seperti posisi tasyahud dalam shalat.

Selepas Maghrib, dr Kholid bin Abdul Aziz Al Jubair bertemu dengan Dhiya', petugas rumah sakit yang memandikan jenazah pemuda tersebut. Dhiya' pun bercerita tentang kondisi pemuda itu saat dimandikannya.

"Jari telunjuknya membentuk isyarat seperti orang shalat yang sedang membaca tasyahud," kata Dhiya'.

Hal lain yang sulit dipercaya adalah, jenazah pemuda itu tetap segar. Tubuhnya segar bugar, seperti orang yang sedang beristirahat dengan nyenyak.

Hal itu membuat sang dokter penasaran. Ia lantas menemuia kedua orang tua si pemuda dan bertanya tentang amalam apa yang dilakukan oleh putra mereka semasa hidup hingga ia bisa membaca syahadat di akhir hayatnya, bertasyahud, dan jasadnya tetap segar bugar.

Orang tua pemuda itu pun menjawab, "Sejak memasuki usia akil baligh, dialah yang selalu membangunkan kami untuk shalat Subuh."


"Ia sangat rajin qiyamullail dan membaca Al Qur'an."

"Selalu berupaya menunaikan shalat jama'ah di masjid."

Masya Allah... Usianya baru 17 tahun, dan itu artinya di masih duduk di kelas 2 SMA. Tapi amalannya sungguh luar biasa. Pataslah bila dia mendapat karunia Allah berupa khusnul khatimah dan jenazahnya segar bugar.

Dr Kholid lantas menceritakan kisah itu pada rekannya yang juga dokter ahli bedah.

"Masya Allah… usianya baru 17 tahun? Ia sungguh jauh lebih baik dariku. Mengapa aku tidak belajar darinya?" kata dokter itu.

Ia lantas mengambil cuti satu minggu. "Aku ingin melakukan muhasabah," katanya kepada dokter Kholid.


Dr Kholid juga menceritakan kisah itu pada dokter bedah di Jeddah. Mendengar cerita dr Kholid, rekannya menangis. Rekannya itu lantas berkomitmen untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal-amalnya.

"Jika anak berusia 17 tahun saja bisa, mangapa ada alasan bagi kita untuk menunda-nunda ibadah kepada-Nya?"

Sumber: Dailymoslem
Loading...

loading...

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel