Subhanallah! Nabi Musa AS Pun Ingin Menjadi Umat Nabi Muhammad SAW, Begini Kisahnya


Loading...
Sebelum bumi-langit, bulan-bintangbintang-matahari, surga-neraka, iblis-malaikat-manusia, dan bahkan alam semesta seisinya diciptakan, nur Muhammad sudah diciptakan oleh Allah SWT sejak lama. Namanya terkenal tak hanya di bumi, tapi juga di langit.

Semua menyebut-nyebut namanya dan meminta syafaatnya. Bahkan, Nabi Adam AS pun akhirnya rela diturunkan ke bumi, demi bisa bertemu dengan cucunya ini, yang tak lain dan tak bukan adalah nabi akhir zaman, Rasulullah Muhammad SAW.

Demikian pula dengan Nabi Musa AS. Saking istimewanya kedudukan Rasulullah di sisi Allah, Nabi Musa pun sampai meminta agar dirinya dijadikan sebagai umat Muhammad SAW.

Dilansir dari laman Sindonews.com, mengutip dari Kitab Sabilul Idzkar Wal I'tibar karya umala besar Yaman Habib Abudllah bin Alawy Al-Haddad dan Kitab Syarofu Ummutil Muhammadiyah karya ulama besar Saudi Arabia Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki, begini kisahnya.

ilustrasi

Alkisah saat Nabi Musa AS bermunajat di Gunung Thursina. Ketika bermunajat, Beliau 'bertemu' dengan Allah SWT.

Momentum super istimewa itu pun tak Beliau sia-siakan. Musa AS lantas mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus permintaan berkait dengan Lauh-lauh (Kitab Taurat) yang diterimanya.

Nabi musa bertanya, "Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang menjadi umat terbaik yang pernah dilahirkan ke dunia, mereka menyuruh sesamanya untuk berbuat kebaikan dan mencegah sesamanya berbuat kemungkuran."

"Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku," pinta Musa AS.

Dijawab oleh Allah SWT, "Itu adalah umat Muhammad."

Lantas, Musa AS kembali bertanya, "Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang menjadi umat terakhir yang diciptakan, namun mereka adalah umat yang paling dahulu masuk surga."

"Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku," pintanya lagi.

Allah SWT menjawab, "Itu adalah umat Muhammad."

Nabi Musa kembali bertanya, "Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang memiliki anak-anak yang sudah dapat menghafal kitab suci mereka, sedangkan umat-umat sebelum itu membaca kita suci mereka dengan melihat.

Apabila kita itu disingkirkan, mereka tidak dapat membacanya dan tidak mengetahuinya.

Engkau juga memberikan mereka daya hafal yang tinggi yang tidak diberikan pada umat-umat lainnya."

"Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku," lagi-lagi Nabi Musa meminta hal serupa.

Namun, Allah SWT menjawab, "Itu adalah umat Muhammad."

Tak berhenti di situ, Beliau bertanya lagi, "Ya Tuhanku, aku melihat Lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang beriman pada kitab suci yang pertama kali diturunkan hingga kitab suci yang terakhir diturunkan.

Mereka senantiasa memerangi kesesatan, bahkan mereka juga memerangi makhluk paling pendusta yang bermata satu (Dajjal)."

"Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku." permintaan serupa itu lagi keluar dari ucapan Beliau.

Jawaban Allah SWT sama, "Itu adalah umat Muhammad."

Nabi Musa pun bertanya kembali, "Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang dapat memakan hasil dari zakat yang dikeluarkan oleh sesama meraka, namun tetap diberi pahala yang berlipat-lipat.

Engkau mewajibkan zakat itu pada orang-orang kaya di antara mereka dan menyalurkannya pada orang-orang miskin.

Sementara ketika umat-umat lain berzakat, jika diterima maka zakat itu akan dimakan api, dan jika ditolak maka zakat itu akan dimakan hewan buas dan burung-burung."

"Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku."

Allah SWT menjawab, "Itu adalah umat Muhammad."

Nabi Musa AS lagi-lagi melontarkan pertanyaan, "Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang ketika berniat untuk berbuat baik namun mereka tidak melaksanakan niat tersebut, maka akan ditulis satu kebaikan.

Dan jika mereka melaksanakan niat tersebut, maka akan tertulis bagi mereka 10 hingga 700 kali lipat (kebaikan).

Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku."

Lagi-lagi Allah hanya menjawab, "Itu adalah umat Muhammad."

Nabi musa kembali bertanya, "Ya tuhanku, aku melihat di Lauh-lauh itu disebutkan mereka suatu umat yang dapat memberikan syafa'at sekaligus menerima syafa'at.

Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku."

Allah kembali menjawab," Itu adalah umat Muhammad."

Mendengar betapa istimewanya Nabi Muhammad SAW dan berkat Beliau pula istimewa pula kedudukan umatnya di sisi Allah, Nabi Musa AS lantas melemparkan Lauh-lauh yang saat itu dalam genggaman tangannya.

Lantas dalam munajatnya Beliu meminta," Ya Tuhanku, jadikanlah aku salah satu umat Muhammad."

Subhanallah! Betapa beruntungnya kita menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Karena kemulyaan kedudukannya di sisi Allah, kita yang bersungguh-sungguh mengikuti ajaran Beliau, mendapatkan keistimewaan yang sungguh luar biasa.

Kalau memang begitu adanya, pantaslah dan sama sekali bukan suatu hal yang berlebihan bila kita senantiasa mendoakan serta menyebut-nyebut dan bersalawat kepadanya.

Jika salawat itu diibaratkan sebagai air yang dituang ke dalam sebuah cawan yang telah penuh dengan air. Maka luberan air itu kita harapkan kembali kepada kita, orang-orang yang mau bersalawat kepada Beliau. Aamiin... Aamiin... Aamiin... Ya Robbal 'Alamin.
Loading...

loading...

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Subhanallah! Nabi Musa AS Pun Ingin Menjadi Umat Nabi Muhammad SAW, Begini Kisahnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel