Jangan Pakai Kekerasan! Begini Cara Tepat Mengatasi Anak yang Keras Kepala (Bag. 1)
Sep 5, 2018
Add Comment
Loading...
Setiap manusia dibekali oleh Allah SWT dengan sifat dasar yaitu selalu ingin tahu. Hal-hal baru yang muncul di sekitar pasti akan mendorong hasrat kita untuk selalu ingin mencari tahu.
Bukan cuma pada orang dewasa, sifat dasar ini juga muncul pada setiap individu ketika masih berusia anak-anak. Bahkan, rasa keingintahuan mereka akan sesuatu lebih besar ketimbang kita yang sudah dewasa.
Pada sebagian anak-anak, terkadang hal itu bisa menjadi masalah. Pasalnya, sebagian di antara mereka menjadi keras akan kemauannya.
Contoh kasus, ketika seorang anak bermain di tempat yang menurut kita kotor. Karena kita tak mau anak kita berisiko terkena penyakit akibat kuman atau bahkan virus, lantas kita larang mereka agar tak bermain di tempat tersebut.
Tapi, semakin kita melarang dan bersikan keras, bukannya anak menjadi menurut. Yang terjadi justru sebaliknya, anak malah jadi semakin keras menentang larangan tersebut. Nah, anak pada kondisi tersebut itulah yang selama ini kita pahami sebagai anak yang keras kepala.
Lantas, bagaimana cara kita sebagai orangtua mengatasi anak yang keras kepala seperti itu? Jawabannya, tentu bukan perkara mudah. Tapi, wajib kita lakukan karena hal ini sangat berpengaruh terhadap sikap, perilaku, perangai, dan kepribadiannya pada saat dewasa kelak.
Kita pasti juga tak mau kan punya anak yang dewasanya nanti punya sifat dan sikap yang keras kepala atau kepala batu? Tenang, sikap keras kepala pada anak dapat diatas dengan beberapa hal berikut ini.
1. Ciptakan komunikasi dua arah
Usahakan untuk selalau menciptakan komunikasi dua arah ketika berkomunikasi dengan buah hati. Ini merupakan langkah awal menciptakan hubungan yang baik antara orangtua dengan anak.
2. Dengarkan kemauan anak
Setelah berhasil menciptakan komunikasi dua arah, pastikan kita sebagai orangtua adalah pendengar yang baik. Dengarkan setiap kemauan anak.
Secara perlahan, hal itu akan membuatnya merasa penting dan menjadi lebih tenang tanpa melawan. Jika ingin si anak mendengarkan nasihat kita, maka kita pun harus mau mendengarkan kemauan anak.
3. Hindari sikap memaksa anak
Hal ini tentu sangat sulit untuk dilakukan, dan terkadang membutuhkan kesabaran ekstra. Tapi, mau tak mau harus kita lakukan.
Misalnya, saat anak terus saja menonton televisi, semantara waktu sudah menunjukkan saatnya untuk tidur siang atau tidur malam. Jangan langsung memaksa anak untuk tidur. Dekati dia dan bujuklah dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Dengan cara ini anak menjadi merasa bahwa mereka mendapatkan perhatian yang lebih dari orangtuanya. Hubungan yang baik seperti ini akan meluluhkan hati anak menjadi lebih penurut.
Jika ketiga cara tersebut belum cukup, sepertinya kita harus mengetahui cara tepat yang berikutnya untuk mengatasi anak yang keras kepala pada bagian kedua.
Bukan cuma pada orang dewasa, sifat dasar ini juga muncul pada setiap individu ketika masih berusia anak-anak. Bahkan, rasa keingintahuan mereka akan sesuatu lebih besar ketimbang kita yang sudah dewasa.
Pada sebagian anak-anak, terkadang hal itu bisa menjadi masalah. Pasalnya, sebagian di antara mereka menjadi keras akan kemauannya.
Contoh kasus, ketika seorang anak bermain di tempat yang menurut kita kotor. Karena kita tak mau anak kita berisiko terkena penyakit akibat kuman atau bahkan virus, lantas kita larang mereka agar tak bermain di tempat tersebut.
Tapi, semakin kita melarang dan bersikan keras, bukannya anak menjadi menurut. Yang terjadi justru sebaliknya, anak malah jadi semakin keras menentang larangan tersebut. Nah, anak pada kondisi tersebut itulah yang selama ini kita pahami sebagai anak yang keras kepala.
Lantas, bagaimana cara kita sebagai orangtua mengatasi anak yang keras kepala seperti itu? Jawabannya, tentu bukan perkara mudah. Tapi, wajib kita lakukan karena hal ini sangat berpengaruh terhadap sikap, perilaku, perangai, dan kepribadiannya pada saat dewasa kelak.
Kita pasti juga tak mau kan punya anak yang dewasanya nanti punya sifat dan sikap yang keras kepala atau kepala batu? Tenang, sikap keras kepala pada anak dapat diatas dengan beberapa hal berikut ini.
1. Ciptakan komunikasi dua arah
Usahakan untuk selalau menciptakan komunikasi dua arah ketika berkomunikasi dengan buah hati. Ini merupakan langkah awal menciptakan hubungan yang baik antara orangtua dengan anak.
2. Dengarkan kemauan anak
Setelah berhasil menciptakan komunikasi dua arah, pastikan kita sebagai orangtua adalah pendengar yang baik. Dengarkan setiap kemauan anak.
Secara perlahan, hal itu akan membuatnya merasa penting dan menjadi lebih tenang tanpa melawan. Jika ingin si anak mendengarkan nasihat kita, maka kita pun harus mau mendengarkan kemauan anak.
3. Hindari sikap memaksa anak
Hal ini tentu sangat sulit untuk dilakukan, dan terkadang membutuhkan kesabaran ekstra. Tapi, mau tak mau harus kita lakukan.
Misalnya, saat anak terus saja menonton televisi, semantara waktu sudah menunjukkan saatnya untuk tidur siang atau tidur malam. Jangan langsung memaksa anak untuk tidur. Dekati dia dan bujuklah dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Dengan cara ini anak menjadi merasa bahwa mereka mendapatkan perhatian yang lebih dari orangtuanya. Hubungan yang baik seperti ini akan meluluhkan hati anak menjadi lebih penurut.
Jika ketiga cara tersebut belum cukup, sepertinya kita harus mengetahui cara tepat yang berikutnya untuk mengatasi anak yang keras kepala pada bagian kedua.
Loading...
loading...
0 Response to "Jangan Pakai Kekerasan! Begini Cara Tepat Mengatasi Anak yang Keras Kepala (Bag. 1)"
Post a Comment